Selasa, 05 Juli 2011

DENGARLAH INI

Untuk Allah yang sering ku ingkari
Untuk Ibu yang sering menahan hati
Untuk Ayah yang terbiasa menahan letih
Untuk keluarga dan sahabat yang terlalu sering aku abaikan
Untuk hati yang mungkin tak pernah menepi kembali


Dengar...Dengarlah ini....Dengar dengan seksama
Maaf....

Maafkan atas semua tinta hitam yang pernah ku siram hingga memperkeruh prasagka dan meresap menjadi noda di dalam kalbu


Dari kutub Utara, di atas puncak Himalaya
Ku bawa salju kedamaian untuk direguk bersama nafas kehangatan jiwa
Dari puncak itu aku berlari kencang mengejar kalian yang berdiri di ujung lain dunia
Terengah-engah melawan hari, tertatih-tatih menginjak duri


Namun,
Saat aku berasa lelah barulah tersadar bahwa salju yang aku genggam telah mencair seiring lngkah kakiku
Hantaman nafas matahari dan tetesan keringat darah yang mendidih membuatnya tak bersisa
Haruskah aku memungutnya kembali, sementara bumi telah menghisap dan mengurungnya dalam-dalam


Maukah kau menerima tetesan air tubuh dan darah sebagai ganti salju, yang sejuknya hingga ke dinding kepala menembus ke istana hati
Hanyalah air mata dibungkus kata maaf ku serahkan seraya kaki tertekuk dengan hati yang telah meluruh
Allah, ku harap saat aku letih Kau menurunkan butiran-butiran hujan rahmat dari langit
Atau kau pancarkan dari bawah tanah
Sederasnya, biar aku merasa tenang
Agar dapat ku teguk airnya untuk jiwa yang telah lama merindu
Dengan diri yang hampir menjerit karena dahaga
Ku cuci hati, ku bersihkan jubah berlumur dosa dan nista
Begitu hitam
Niscahya aku kembali putih bercahaya
Walau tak sempat mempersembahkan salju perdamaian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar